
Seorang guru atau pendidik merupakan orangtua kedua bagi murid-muridnya di sekolah. Guru yang baik pada dasarnya adalah manusia yang baik. Mereka memiliki kepribadian penyayang, baik, hangat, sabar, tegas, luwes dalam perilaku, bekerja keras, serta berkomitmen pada pekerjaan mereka. Pusat perhatian mereka bukanlah pada buku teks atau kurikulum, tetapi pada anak. Mereka sangat menyadari beragamnya cara anak-anak belajar, perbedaan antar anak-anak dan pentingnya metode beragam untuk mendorong siswa mampu belajar.
Di dalam kehidupan bermasyarakat, tindak kekerasan juga dianggap melanggar hak asasi manusia, karena setelah terjadi tindak kekerasan, murid biasanya mengalami trauma, dan hal ini dikhawatirkan akan mengganggu kegiatan belajarnya di sekolah. Sedangkan jika dilihat dari segi agama, di dalam ajaran agama manapun tindak kekerasan tidak dibenarkan. Boleh menggunakan sedikit kekerasan atau lebih tepatnya ketegasan dalam mendidik anak asalkan tidak sampai menyakiti anak, baik secara fisik maupun mental.
Dalam proses belajar mengajar adakalanya kekerasan dan ketegasan itu diperlukan, tetapi harus bertahap. Misalnya, murid yang melakukan kesalahan ditegur dan diingatkan terlebih dahulu sampai tiga kali, ketika murid tersebut tidak menghiraukan peringatan dari gurunya, maka guru harus mengambil sikap yang tegas, bukan berarti harus dengan kekerasan yang akan menyakiti fisik dan jiwa murid itu. Sehingga murid tersebut dapat menyadari kesalahannya tanpa harus merasa tersakiti.
Di dalam kehidupan bermasyarakat, tindak kekerasan juga dianggap melanggar hak asasi manusia, karena setelah terjadi tindak kekerasan, murid biasanya mengalami trauma, dan hal ini dikhawatirkan akan mengganggu kegiatan belajarnya di sekolah. Sedangkan jika dilihat dari segi agama, di dalam ajaran agama manapun tindak kekerasan tidak dibenarkan. Boleh menggunakan sedikit kekerasan atau lebih tepatnya ketegasan dalam mendidik anak asalkan tidak sampai menyakiti anak, baik secara fisik maupun mental.
Dalam proses belajar mengajar adakalanya kekerasan dan ketegasan itu diperlukan, tetapi harus bertahap. Misalnya, murid yang melakukan kesalahan ditegur dan diingatkan terlebih dahulu sampai tiga kali, ketika murid tersebut tidak menghiraukan peringatan dari gurunya, maka guru harus mengambil sikap yang tegas, bukan berarti harus dengan kekerasan yang akan menyakiti fisik dan jiwa murid itu. Sehingga murid tersebut dapat menyadari kesalahannya tanpa harus merasa tersakiti.
Comments