Bismillahirrohmanirrohim (dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang), kalimat yang permulaan yang oleh Rosulullah sangat dianjurkan untuk dibaca setiap kali akan memulai suatu pekerjaan atau apapun. Kalimat ini diistilahkan dengan Kalimat Kekhalifahan, dengan pengertian bahwa, manusia diciptakan oleh Allah SWT. di muka bumi ini sebagai khalifah Allah SWT.
Apa bukti yang menunjukkan bahwa manusia itu sebagai khalifah? Yaitu kalimat bismillahirrohmanirrohim. Seseorang jika ingin mendapatkan legalitas dari Allah untuk mencabut nyawa seekor kambing, maka orang tersebut haruslah mengucapkan nama Allah. Kalau tidak maka apa yang ia lakukan adalah suatu pelanggaran, dan dia dihukum dengan tidak boleh memakan hewan tersebut.
Seorang juru bicara pejabat menteri, jika ingin menyampaikan suatu amanat dari pejabat tersebut , maka terlabih dahulu dia harus mengatakan “Atas nama Bapak Pejabat Menteri”, karena dengan begitu, maka dia sudah mendapatkan legalitas untuk berbicara, dan ucapannya bisa disebut sebagai hukum.
Demikian juga dengan manusia, atau khususnya umat Islam, jika ingin menyampaikan firman-firman Allah, maka terlebih dahulu dia harus mengatakan bahwa apa yang akan disampaikannya itu adalah ‘Atas Nama Allah SWT.’ dengan membaca ‘bismillahirrohmanirrohim’. Dengan demikian, apa yang disampaikan akan memiliki suatu kekuatan untuk menjadi suatu hukum agama, karena apa yang dikatakannya adalah hukum Allah yang dibacakan oleh khalifah Allah.
Apa yang membedakan antara perkataan Nabi Muhammad Saw. dan firman Allah. Bukankah kedua-duanya keluar dari lidah beliau? Tentunya yang membedakan adalah kalimat bismillahirrohmanirrohim.
Oleh karena itu, ketika Nabi Sulaiman as. mengirim surat kepada Ratu Balqis, beliau menulis di awal suratnya ‘Fainnahu min Sulaimaana Fainnahu bismillahirrohmanirrohim (sesungguhnya ini dari Sulaiman sesungguhnya dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang)’. Ratu Balqis langsung bergetar hatinya, karena dia merasakan suatu kekuatan lewat bacaan tersebut. Itulah yang diistilahkan dengan Kalimat Kekhalifahan.
Apa bukti yang menunjukkan bahwa manusia itu sebagai khalifah? Yaitu kalimat bismillahirrohmanirrohim. Seseorang jika ingin mendapatkan legalitas dari Allah untuk mencabut nyawa seekor kambing, maka orang tersebut haruslah mengucapkan nama Allah. Kalau tidak maka apa yang ia lakukan adalah suatu pelanggaran, dan dia dihukum dengan tidak boleh memakan hewan tersebut.
Seorang juru bicara pejabat menteri, jika ingin menyampaikan suatu amanat dari pejabat tersebut , maka terlabih dahulu dia harus mengatakan “Atas nama Bapak Pejabat Menteri”, karena dengan begitu, maka dia sudah mendapatkan legalitas untuk berbicara, dan ucapannya bisa disebut sebagai hukum.
Demikian juga dengan manusia, atau khususnya umat Islam, jika ingin menyampaikan firman-firman Allah, maka terlebih dahulu dia harus mengatakan bahwa apa yang akan disampaikannya itu adalah ‘Atas Nama Allah SWT.’ dengan membaca ‘bismillahirrohmanirrohim’. Dengan demikian, apa yang disampaikan akan memiliki suatu kekuatan untuk menjadi suatu hukum agama, karena apa yang dikatakannya adalah hukum Allah yang dibacakan oleh khalifah Allah.
Apa yang membedakan antara perkataan Nabi Muhammad Saw. dan firman Allah. Bukankah kedua-duanya keluar dari lidah beliau? Tentunya yang membedakan adalah kalimat bismillahirrohmanirrohim.
Oleh karena itu, ketika Nabi Sulaiman as. mengirim surat kepada Ratu Balqis, beliau menulis di awal suratnya ‘Fainnahu min Sulaimaana Fainnahu bismillahirrohmanirrohim (sesungguhnya ini dari Sulaiman sesungguhnya dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang)’. Ratu Balqis langsung bergetar hatinya, karena dia merasakan suatu kekuatan lewat bacaan tersebut. Itulah yang diistilahkan dengan Kalimat Kekhalifahan.
Comments