Nabi
Ibrahim Berangkat ke Mekah
Sahabat fillahku,
dengan izin Allah, Bunda Hajar pun mengandung. Tidak lama kemudian, lahirlah
bayi kecil yang diberi nama Ismail.
Dengan dada yang
dipenuhi kasih sayang dan rasa syukur mendalam atas karunia Allah, Nabi Ibrahim
mendekap Ismail erat-erat. Sudah puluhan tahun beliau menantikan seorang anak,
kini pada usia senja, anak yang didambakan lahir. Air mata sang Nabi
berlinang-linang menahan haru.
"Engkaulah
belahan jiwaku, engkaulah penerus dakwahku kelak," bisik Nabi Ibrahim
kepada bayinya yang mungil.
Sejak itu, hari-hari
Ibrahim dipenuhi dengan tawa Ismail. Di sela-sela kesibukan berdakwah, beliau
selalu menyempatkan diri untuk menggendong sang bayi. Bunda Sarah juga sangat
menyayangi Ismail. Beliau sering membantu Bunda Hajar mengasuh sang bayi.
"Lihat,
Kanda," bisik Bunda Sarah sambil mendekap Ismail, "alangkah miripnya
bayi lucu ini denganmu."
Nabi Ibrahim
tersenyum mendengar perkataan itu. Bunda Sarah pun membalas senyumnya. Namun,
sahabat fillah, Nabi Ibrahim adalah suami yang lembut. Beliau tahu bahwa
walaupun sangat menyayangi Ismail, sebenarnya Bunda Sarah sangat ingin memiliki
putra yanh lahir dari rahimnya sendiri. Putra saleh yang akan melanjutkan
dakwah mereka.
Nabi Ibrahim
menyadari betapa beratnya perasaan Bunda Sarah. Beliau sangat ingin meringankan
beban itu. Karena itu dalam setiap kesempatan berdo'a, Nabi Ibrahim dan Bunda
Sarah meminta agar Allah berkenan menurunkan seorang lagi penerus dakwah dari
rahim Bunda Sarah.
Sahabat fillah,
belum lagi do'a itu terkabul, Allah Yang Maha Penyayang menurunkan sebuah ujian
yang sangat berat. Nabi Ibrahim dititah untuk membawa Bunda Hajar dan bayinya
pergi ke suatu tempat yang sangat jauh. Sebuah tempat sunyi tak berpenghuni di
tengah gurun yang tandus dan gersang.
Perpisahan ini
terasa sangat berat di hati Bunda Hajar dan Bunda Sarah. Namun, kehendak Allah
ada di atas segalanya. Sahabat fillah, apa yang terjadi pada Bunda Hajar dan
Ismail di tempat baru itu?
Catatan
tambahan
Akhirnya Allah Maha
Penyayang mengabulkan doa Bunda Sarah. Pada usia yang sudah lanjut, Bunda Sarah
mengandung. Kemudian, lahirlah Nabi Ishaq. Dari keturunan Nabi Ishaq inilah
kelak lahir Nabi Yaqub, Yusuf, Ayub, Zulkifli, Syu'aib, Yunus, Musa, Harun,
Ilyas, Ilyasa, Daud, Sulaiman, Yahya dan Isa. Sementara, dari Nabi Ismail,
lahirlah Nabi Muhammad. Karena itu, Nabi Ibrahim disebut Abul Anbiya (Bapak
Para Nabi)
- Kisah ini diambil
dari Buku Muhammad Teladanku Jilid 1
- One Day One Siroh
Comments